Jumat, 29 Januari 2016

RINDU AMPHAWA (Part 1)

Bagi para traveler, tentunya Bangkok sudah tak asing lagi. Di sana kita bisa menikmati banyak hal, mulai dari patung-patung Budha raksasa, keunikan bangunan Wat, makanan khas Thailand yang menggoda selera (termasuk street foodnya), surga belanja yang menyenangkan, hiburan malam, serta banyak hal menarik lainnya yang sangat memanjakan wisatawan. Bangkok sangat hidup, siang malam selalu riuh rendah dengan wisatawan.

Namun, siapa sangka saya dan teman seperjalanan justru menemukan sepotong surga yang tenang dan selalu membuat rindu yaitu Amphawa yang berada di Samut Songkhram, tak jauh dari Bangkok. Tulisan ini akan menceritakan mengenai perjalanan kami ke Amphawa yang pertama pada bulan Desember 2011 dan yang kedua bulan Mei tahun 2015.

DESEMBER 2011 : AMPHAWA, AKU JATUH CINTA

Bulan Desember 2011 adalah pertama kalinya saya dan Ocha, teman seperjalanan saya, ke Thailand. Semua kami atur sendiri, mulai dari booking ticket, hotel, termasuk saya yang saat itu bertugas membuat itinerary. Dari buku perjalanan ke Thailand tulisan Ariyanto (thanks Mas Ariy!), saya mengetahui bahwa di dekat Bangkok terdapat 2 pasar apung atau floating market, yaitu Damnoen Saduak dan Amphawa. Entah mengapa saya lebih tertarik dengan Amphawa. Saya masukkan ke itinerary dan saya tunjukkan ke Ocha. Ocha yang saat itu sedang ribet dengan urusan kantornya langsung setuju hehehe...

Hari ke 3 di Bangkok, setelah sarapan di hotel kami langsung cabut. Sebenarnya di itinerary, saya sudah menuliskan secara detil bagaimana cara menuju Amphawa dari hotel kami di kawasan Khaosan Road, termasuk nomor bus yang harus dinaiki, tapi saat itu justru malah kami muter-muter kota dulu naik bus kota, sampai nyasar-nyasar segala hahaha (tapi malah bisa menemukan Standing Buddha yang tidak ada dalam itinerary!). 

Hari sudah siang saat kami sepakat mau ke Amphawa. Setelah tanya sana sini (dan nyasar) yang saya ingat kami ditunjukkan sebuah agen minibus jurusan Amphawa. Minibus saat itu penuh, tapi untungnya saya dan Ocha masih kebagian tempat duduk. Yang bikin deg-degan justru saat perjalanan, sopirnya ngebut gila-gilaan kayak kejar-kejaran sama setan hehehe... Yang jelas, setelah itu kami berdua seperti orang buta. Entah kami diturunkan di mana, yang jelas kami ternyata masih belum sampai Amphawa hahaha... Setelah tanya sana-sini, kami harus naik lagi sebuah bus kecil, kayak angkutan antar kecamatan gitu kalau di Indonesia, setelah perjalanan yang tidak terlalu lama, kami diturunkan lagi dan untunglah, kali ini benar-benar di Amphawa... horeeee sampai juga akhirnya!!!. Total perjalanan ala Si Buta Dari Gua Hantu ini dari Bangkok ke Amphawa sekitar 2 jam deh.



Selamat datang di Amphawa... :)

Hari sudah menjelang sore saat kami tiba di Amphawa. Kami disambut para pedagang yang sudah membuka lapaknya untuk pasar malam. Paling banyak memang penjual makanan dan minuman, serta buah. Semuanya tampak menggiurkan, warna-warni menggugah selera. Sambil melihat kanan-kiri, saya dan Ocha berjalan menuju sungai, tak sabar melihat floating market. Kami  menyusuri tepian sungai dan melihat-lihat kios-kios yang ada di situ. Setelah puas lihat-lihat kami jadi pengen mencoba makanan yang dijajakan Ibu-Ibu di atas perahu. Saya sendiri nyobain semacam sup dan kerang. Oya, bagi yang muslim, hati-hati kalau mau makan. Pastikan dulu ke penjualnya apakah makanan yang mereka jual halal atau tidak. Sup saya ditukar jadi sup ayam saat Ocha memastikan apakah dagingnya halal hehehe...

Wine Cooler produksi lokal, ada yang red dan white, harganya murah banget hanya 30 Baht tapi enak juga... hehehe...



Menggoda banget yaaa???... :D

Salah satu kios penjual kue kering di Amphawa
Lihat ini jadi pengen nyobain... Harganya murmer, cuma 10 Baht!


Seru lihat mereka masak di atas perahu...
Ocha lagi laper banget kayaknya... hahaha...
Nyobain kerang ala Amphawa... :)

Habis makan, saya dan Ocha pengen nyobain naik perahu menyusuri sungai untuk melihat kunang-kunang. Tiketnya per orang 60 Baht seingat saya. Saya sendiri rada ndeso, belum pernah lihat kunang-kunang sebelumnya, jadi excited banget hahaha... Kami menyusuri sungai selama kurang lebih setengah jam. Setiap melewati pepohonan di tepi sungai yang dikerumuni kunang-kunang, mesin perahu akan dimatikan dan perahu mendekat ke tepian. Saya paling suka momen ini. Apalagi pada saat perahu melewati penginapan-penginapan dan kafe-kafe yang terletak di tepi sungai, lampu-lampunya membuat suasana jadi romantis hahaha (tapi melirik ke samping, lha kok sama Ocha hahaha, sorry Cha!), saya jadi bertekad pengen balik ke sana lagi kapan-kapan, syukur-syukur bisa nginap di penginapan yang ada di tepi sungai itu hehehe...

Amphawa Floating Market menjelang malam

Sepi turis saat itu (terutama bule), hanya ada orang lokal...



Di atas perahu, siap nonton kunang-kunang... :D
Saat perahu mulai melaju...
Menyusuri sungai di malam hari. Percayalah ini aslinya terasa romantis, hanya sayang karena keterbatasan gadget yang dipergunakan saat itu, jadi kurang meyakinkan  di foto hahaha...
Saat akhirnya turun dari perahu, suasana sudah mulai sepi, para penjual di atas perahu sudah pada pulang rupanya, menyisakan perahu-perahu kosong yang ditambatkan dan sebagian penjual yang ada di area pasar malam saja. Saya dan Ocha buru-buru ke jalan tempat kami turun dari bus tadi, tapi ternyata tadaaaaaaaaaa... kami diberitahu kalau minibus terakhir menuju Bangkok sudah tidak ada hahahaha... Gimana nih?. Saat itu sudah sekitar pukul 8 malam, saya dan Ocha masih bertahan di situ, berharap masih ada bus kecil atau minibus atau apapun yang menuju Bangkok. Kebetulan di depan kami ada beberapa tuk-tuk, sopirnya meneriaki kami yang kira-kira kayak gini; "Mobil ke Bangkok udah nggak ada lagi Neng, naik tuk-tuk aja...". Para sopir tuk-tuk menawarkan untuk nganterin sampai ke suatu tempat yang dilewati bus antar kota menuju Bangkok. Tapi demi melihat tulisan di tembok hotel kami di Bangkok yaitu "Beware of Tuk-Tuk", makanya kami tetap bertahan. Tapi kemudian, banyak Ibu-Ibu dan Mbak-Mbak orang lokal yang naik tuk-tuk yang meneriaki kami hal yang sama, akhirnya saya dan Ocha menyerah. Setelah tawar-menawar dengan sopir tuk-tuk, akhirnya kami naik juga. Sama seperti sopir minibus, sopir tuk-tuk inipun kejar-kejaran sama setan hehehe... Dan ajaibnya kemudian, kami diturunkan di jalan di bawah fly over, terus dia menghentikan bus besar yang menuju Bangkok. Ah, makasih banyak ya, Bang! :D

Abang-abang tuk-tuk yang berjasa (sayang mukanya gelap)... :D
Bus yang kami naiki menuju Bangkok akhirnya berhenti di sebuah terminal di pinggiran Bangkok. Saya lupa berapa persis harga tiket busnya, tapi seingat saya jauh lebih mahal daripada tiket minibus, tapi daripada nggak bisa pulang, ya kan? hehehe... Dari terminal kami naik bus kota kembali menuju Khaosan Road... ah lega rasanya, bisa ketemu lagi sama bantal hotel... :)

TO BE CONTINUED...

Tips :
1. Amphawa Floating Market hanya ada saat weekend (Jumat-Minggu). Lebih baik kalau waktunya cukup menginap saja di Amphawa, karena transportasi untuk kembali ke Bangkok kalau sudah malam agak sulit (seperti pengalaman kami).
2. Jangan takut untuk naik tuk-tuk, tapi lakukan dulu tawar menawar dan pastikan tarif yang telah disepakati.

* Hanya menemukan 1 foto Ocha pas di Amphawa yang ada di file saya, karena kami saling memotret menggunakan HP dan kamera digital masing-masing, jadi saya tambahkan foto Ocha yang ini deh hehehe...

Ocha, salah satu travel mate saya yang paling oke... :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar